Kamis, 23 Maret 2017

MELENGKAPI ISI PANTUN



Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun digunakan untuk mencurahkan isi hati seseorang. Pantun sendiri terdiri dari berbagai macam pantun contohnya pantun adat, pantun nasehat, pantun agama, pantun jenaka. Dalam membuat atau melengkapi pantun yang rumpang dapat menggunakan ciri – ciri pantun agar pantun tersebut dapat sesuai dengan ketentuan. Ciri – ciri pantun tersebut seperti bersajak a-b-a-b/a-a-a-a , terdapat sampiran dan isi , dan sebagainya.

SEJARAH, PENGERTIAN, CIRI-CIRI PANTUN

Pantun adalah senandung atau puisi rakyat yang dinyanyikan. Dalam kesusastraan, pantun pertama kali muncul dalam Sejarah Melayu dan hikayat-hikayat popular yang sezaman. Kata pantun sendiri mempunyai asal-usul yang cukup panjang dengan persamaan dari bahasa Jawa yaitu kata parik yang berarti pari, artinya paribasa atau peribahasa dalam bahasa Melayu. Arti ini juga berdekatan dengan umpama dan seloka yang berasal dari India.
Pantun merupakan sastra lisan yang dibukukan pertama kali oleh Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda Riau, seorang sastrawan yang hidup sezaman dengan Raja Ali Haji. Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa minangkabau yang berarti "petuntun". Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam bahasa sunda dikenal sebagai PAPARIKAN dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa (baca: uppasa). Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis. Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: SAMPIRAN dan ISI. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.


PENJELASAN dan CONTOH SERTA MAKNA PANTUNNYA

 Penggalian makna pantun dibagi berdasarkan jenis pantun.

1.         Pantun anak-anak, contoh :
a. Pantun jenaka atau pantun teka-teki: Pantun jenaka atau pantun teka teki merupakan pantun yang bertujuan untuk menghibur orang yang mendengar, terkadang dijadikan sebagai media untuk saling menyindir dalam suasana yang penuh keakraban, sehingga tidak menimbulkan rasa tersinggung, dan dengan pantun jenaka diharapkan suasana akan menjadi semakin riang.
Pohon manggis di tepi rawa
Tempat nenek tidur beradu
Sedang menangis nenek tertawa
Melihat kakek bermain gundu

2.      Pantun orang muda, contoh :
a.      Pantun perkenalan: Pantun yang berisi ungkapan untuk mengenal seseorang dan  
         ucapannya berupa pantun.
Dari mana hendak kemana
Manggis dipetik dengan pisau
Kalau boleh kami bertanya
Gadis cantik siapa namamu

Pantun tersebut menggambarkan bagaimana keinginan seseorang untuk berkenalan dengan orang yang ditemuinya. Dalam hal ini, kearifan local yang dapat ditemui yakni masyarakat sangat gemar membuka tali pertemanan, suka mengenal satu sama lain. Apabila ia bertemu dengan seseorang yang menarik perhatiannya, ia akan menanyakan hal awam untuk menjalin tali pertemanan, agar mereka menjadi lebih akrab.

3.      Pantun orang tua, berdasarkan isinya data dibedakan menjadi:
a.       Pantun nasihat:  Rangkaian kata-kata yang mempunyai makna mengarahkan atau menegur seseorang untuk menjadi lebih baik.Pantun nasehat dari jaman ke jaman mengalami perkembangan, pada awal mulanya pantun hanyalah karya lisan yang spontan terucap dari orang yang kreatif.

Bau paku sedin telabah
Buah randu masak odak
Pacu-pacu pada sekolah
Jari sangu sak uwah toak

Memetik paku dekat rumah
Buah kapuk matang muda
Rajin-rajinlah bersekolah
Jadi bekal ketika tua

MELENGKAPI PANTUN yang RUMPANG
Melengkapi pantun harus mencermati ciri pantun. Pantun bersajak a-b-a-b, larik 1-2 sampiran, larik 3-4 isi. Jumlah suku kata terdiri atas 8 – 12 suku kata.

Contoh Soal : 1. Lihat mentari saat petang,
                            sungguh indah dipandang mata.
                            [....] (1)
                            [.... ](2)
  Larik yang tepat untuk melengkapi pantun di atas adalah ....
       a. Melihat ibu sudah datang,
        hati cemas jadi gembira.

    b. Ayah bunda cobalah lihat,
        adik menangis ingin mainan.
       c. Melihat bunda pulang lekas,
        hatiku senang bukan kepalang.
      d. Bunda, kita pergi ke sawah,
        adik di rumah tak berkawan.

2. Buah cempedak buah durian
    Pergi ke pekan naik sepeda
    […] (1)
    […] (2)
Larik yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut adalah …
  A.
 (1) Jangan ragu berbuat baik
         (2) 
 Senyum saja sudah ibadah
     B.    (1)  Pikir dulu sebelum bertindak
                 (2)  Me
nyesal kemudian tiada guna
           C.    (1)  Supaya tidak sesal kemudian
                        (2) Diperlukan selalu sikap waspada

D.    (1)  Mari kita jalin silaturahmi
                   (2) Untuk menambah sanak saudara


PENUTUP
             Pantun adalah sebuah karya sastra lama yang terikat oleh aturan jumlah bait,baris dan rima akhir dan terdiri dari beberapa jenis pantun yang dapat digunakan untuk mencurahkan isi hati seseorang. Dalam melengkapi pantun kita harus memperhatikan ciri-ciri dalam pantun agar pantun tersebut dapat menjadi pantun yang baik dan benar. Dalam paper ini tertulis ciri-ciri pantun : terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a).Sebuah pantun terdiri dari sampiran dan isi. Untuk melengkapi pantun yang rumpang, kita harus mengetahui ciri-ciri pantun dan mengisinya dengan ciri-ciri pantun tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar